Judul: Sriti & Zuhara 1

 Cerita & Gambar: Eko Wibowo

 Ukuran: A5, 106 halaman, Jilid staples.

 Cetak: Foto kopi hitam putih.

 Produksi tahun: 2003

 Harga: Rp. 9.000,-

 

 

Dikarang dan digambar oleh

Eko Wibowo pada tahun 2002. Dimuat

di Koran "Lampu Merah" pada

tahun 2002.

SRITI & ZUHARA 1

Ringkasan Cerita:

  

Di sebuah kafe, Megananda dilecehkan oleh seorang pria. Karena tidak senang, pria itu dihajarnya hingga babak belur. Ternyata pria pengganggu itu adalah anaknya pemilik kafe.

Suatu malam, rumah Megananda didatangi 3 orang berpakaian ala Ninja.Mereka mau menculik Megananda, tetapi ketahuan oleh Ayah Megan sehingga terjadi perkelahian. Bahar, ayah Megan, tewas terbunuh. Ibunyapun dihabisi. Sementara di kamarnya, Megan yang merasa tak tenang mendengar suara gaduh di kamar ortunya segera datang. Megan diculik dalam keadaan pingsan setelah perkelahian tak seimbang.

 

Megan dibawa ke tempat bossnya 3 ninja itu. Boss itu adalah Sedet, pria pengganggu Megan ketika di Kafe. Melihat keadaan Megan yang penuh darah di perutnya karena tusukan benda tajam, Sedet marah. Ia menyangka Megan sudah tewas lalu memerintahkan untuk membuangnya ke tempat sepi dan aman di luar kota Adipura.

 

Ternyata Megan masih hidup. Ia ditemukan oleh Dewi Anjani dan dibawa ke Padepokannya. Megan dirawat hingga sembuh selama 1 tahun. Siti Melela, cucu Dewi Anjani menjadi sahabat Megananda. Ia mengangkat Megan sebagai kakaknya dan direstui oleh Dewi Anjani.

 

Siti Melela sayang pada Megananda. Ia mengajak Megan jalan-jalan (untuk menyenangkan hati kakaknya itu). Di warung rujak langganan Lela, Megan melihat tulisan berita pembantaian keluarganya di kertas Koran bungkus rujak ulek. Potongan kertas itu diambil dan dibawanya ke Padepokan. Lela mengajak Megan ke Perpustakaan Kota Gandapura untuk melihat berita lengkapnya.

 

Megan yang sudah dinyatakan hilang oleh polisi, kembali ke Kota Adipura bersama Lela untuk ziarah ke makam orang tuanya. Di depan makam Megan menangis sedih teringat dirinya ketika berusia 5 tahun jadi pengamen di biskota. Diajak oleh Pak Bahar dan diangkat sebagai anaknya. Memikirkan siapa gerangan pelaku pembantaian, Megan yakin hal itu berhubungan dengan peristiwa di Kafe, karena Ia dan keluarganya tak pernah punya masalah dengan orang lain sebelum itu.

 

Megan mendapat izin dari Dewi Anjani untuk menyelidiki pembantaian itu. Di Kafe de Musang, Megan menyaksikan seorang polisi dianiaya oleh 3 penjahat berbadan kekar. Polisi itu sedang dalam tugas penyelidikan sindikat pengedar Narkoba. Ia tewas dan dilempar ke pinggir hutan.

 

Mengerti akan jiwa Megananda, Dewi Anjani membekalinya dengan ilmu. Keahlian Megananda dilengkapi dengan ilmu Sriti, sedangkan Lela dengan ilmu Zuhara. Megan dan Lela dapat berubah menjadi Sriti & Zuhara dengan cara pusatkan pikiran.

 

Sejak itu, Sriti & Zuhara berhasil mengungkap siapa pelaku dan dalang pembantaian keluarga Megananda dengan cara membantu polisi dalam penggerebekan pabrik narkoba.

 

Kembali      Pesan/Beli

 

 

Copyright © 2005 Komik Sriti. All rights reserved.
 Revised: Saturday, 30 April 2005